KEWAJIBAN SABAR & TEGAR DALAM MENGIKUTI JALAN KEBENARAN

KEWAJIBAN SABAR & TEGAR DALAM MENGIKUTI JALAN KEBENARAN
 
Al-Fudhail bin Iyadh Rahimahullah berkata:

“Wajib atas kalian untuk mengikuti jalan petunjuk (kebenaran) meskipun sedikit orang yang menempuhnya, dan jauhilah jalan kesesatan, meskipun banyak orang-orang yang binasa.”

Atsar ini disebutkan oleh Imam Asy-Syathibi di dalam kitab Al-I’tishoom I/183, An-Nawawi di dalam Al-Majmu’ VIII/275, dan di dalam Al-Idhooh Hal. 219, dan As-Suyuthi di dalam Al-Amru bil Ittiba’ wa An-Nahyu An Al-Ibtida’ Hal. 152.

Atsar yang mulia ini menunjukkan kepada kita beberapa pelajaran penting, di antaranya:

1. Bahwa para pengikut kebenaran itu sangat sedikit sebagaimana halnya para penghuni Surga lebih sedikit daripada para penghuni Neraka. Sedangkan para pengikut kesesatan, kemaksiatan, kemusyrikan dan kekafiran itu jauh lebih banyak sebagaimana halnya para penghuni Neraka.

2. Kebenaran itu adalah apa saja yang datang dari Allah di dalam Al-Quran dan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam di dalam hadis-hadis yang shahih.

3. Mengimani dan mengikuti jalan kebenaran itu hukumnya wajib atas setiap manusia, laki-laki atau pun perempuan, orang kaya ataupun orang miskin, penguasa maupun rakyat, orang berilmu maupun orang awam.

4. Barometer kebenaran bukanlah berdasarkan kuantitas atau banyaknya pengikut dan jamaah, akan tetapi berdasarkan kesesuaian dan ketaatan seseorang hamba terhadap petunjuk Allah dan Rosul-Nya di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

"Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukanNya (dengan sembahan-sembahan lain).” [QS. Yusuf: 106]

Dan juga berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam: 

"Telah diperlihatkan (oleh Allah) kepadaku umat-umat terdahulu. Maka aku melihat ada seorang Nabi yang hanya diikuti oleh segelintir orang. Dan ada seorang Nabi yang diikuti oleh 2 orang. Dan ada seorang Nabi yang hanya diikuti oleh 1 orang. Dan ada pula seorang Nabi yang tidak mempunyai seorang pengikutpun.”

Oleh karena itu, kita wajib bersabar dan tegar dalam menghadapi berbagai ujian, celaan dan gangguan dari orang-orang yang menentang dan menyelisihi kita dalam memegang teguh aqidah yang lurus, manhaj yang benar, dan tata cara ibadah yang sesuai dengan sunnah (tuntunan) Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Karena Allah telah berjanji akan memasukkan hamba-hamba-Nya yang beriman, bertakwa dan istiqamah dalam mengikuti jalan kebenaran hingga akhir hayat. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam: 

“Islam itu pertama kali datang (di kota Mekkah, pent) dalam keadaan terasing. Dan akan kembali menjadi terasing. Maka orang-orang terasing tersebut akan mendapatkkan Surga (atau sebuah pohon rindang di dalam Surga).”

Maka sebagian para sahabat bertanya:

“Siapakah Al-Ghuroba (yakni orang-orang terasing yang dijanjikan akan masuk Surga) itu, wahai Rasulullah?” Beliau jawab: “Mereka adalah orang-orang saleh yang sedikit jumlahnya berada di tengah manusia yang banyak. Orang-orang yang menentang mereka jauh lebih banyak daripada orang yang menaati (dan mengikuti) mereka.”

Ya Allah jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang mendapat taufik dan pertolonganMu untuk senantiasa mengikuti jalan kebenaran. Dan jangan Engkau jadikan kami termasuk orang-orang binasa yang mengikuti jejak jalannya orang-orang kafir, musyrik, dan orang-orang sesat dengan anugerah dan kemuliaanMu.

Penulis: Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz hafidzahullah

Comments

Popular posts from this blog

AL-QUR’AN DAN PERNIAGAAN YANG TIDAK MERUGI

TIGA KEADAAN YANG MENUNTUT KESABARAN

DZIKIR, RINGAN DI LISAN, DICINTAI ALLAH AR-RAHMAN