NASEHAT UWAIS AL-QORNI ROHIMAHULLOH

NASEHAT UWAIS AL-QORNI ROHIMAHULLOH

Diriwayatkan, bahwa suatu hari Harim bin Hayyan rohimahulloh pernah berkata kepada Uwais Al-Qorni rohimahulloh :

 "Nasehatilah aku !"

Maka Uwais Al-Qorni rohimahulloh berkata:

"Jadikanlah kematian sebagai bantalmu saat kamu tidur, dan jadikan dia (selalu nampak) di pelupuk matamu. Jika kamu bangun, berdoalah kepada Alloh untuk memperbaiki hati dan niatmu. (Karena) kamu tidak akan pernah mampu mengobati sesuatu yang lebih berat, daripada mengobati hati dan niat. Adakalanya hatimu bersama, tetapi niatmu justru berpaling darimu. Adakalanya hatimu berpaling, tetapi justru niatmu datang menghampiri. Dan janganlah kamu melihat kepada kecilnya dosa-dosa (yang kamu lakukan), tetapi lihatlah kepada keagungan Dzat yg kamu maksiati/durhakai." (Shifatu Ash-Shofwah(3/55), karya Al-Imam Ibnul Jauzi rohimahulloh)

Catatan :

1. Tahukah Anda, siapakah Uwais Al-Qorni rohimahulloh itu ? Mari kita belajar sedikit pengetahuan tentang riwayat hidup ulama kita yang satu ini.

Nama beliau adalah : Uwais bin ‘Amir al-Qorony, nama kunyahnya Abu ‘Amr.

Beliau lahir dan hidup di masa Nabi shollallohu alaihi wa sallam masih hidup, tetapi beliau tidak pernah berjumpa dengan Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Yang seperti ini disebut Al-Mukhodhrom. Sehingga beliau termasuk dalam jajaran ulama Tabi'in, bahkan beluau termasuk Tabi'in yang paling utama. (sebagaimana dalil-dalil yg akan disebutkan setelah ini). Beliau meninggal dunia pada perang Shiffin (tahun 37 H). Tempat tinggal beliau adalah di negeri Yaman, kemudian pindah ke kufah.

Guru beliau di kalangan para Sahabat Nabi adalah Umar bin Al-Khoththob dan Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu anhuma. Sedangkan murid beliau diantaranya adalah Abdurrahman bin Abi Laila, Yasir bin ‘Amr dan yg lainnya.

2. Uwais Al-Qoroniy (atau Al-Qorny) rohimahulloh adalah termasuk seseorang yang patut dijadikan teladan dalam berbakti kepada ibunya. Beliau hidup sejaman dengan Nabi shollallohu alaihi wa sallam, namun tidak pernah bertemu dengan Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Bisa jadi hal itu karena beliau tidak bisa meninggalkan ibunya. Beliau sibuk untuk berbuat baik kepada ibunya tercinta. Al-Ashbagh bin Yazid rahimahullah pernah menyatakan :

"Sesungguhnya yang menghalangi Uwais untuk datang menemui Rasulullah shollallahu alaihi wasallam adalah kesibukannya dalam berbakti kepada ibunya."_ (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Az-Zuhud, dan Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliyaa’)

Nabi shollallahu alaihi wasallam sendiri yang menilai Uwais sebagai seorang anak yang berbakti kepada ibunya, sebagai dalam sabda Nabi shollallohu alaihi wa sallam :

"...Dia memiliki seorang ibu yang dia sangat berbakti kepadanya..." (HR Muslim)

3. Uwais Al-Qorony rohimahulloh adalah seseorang yg mempunyai doa yang mustajab. Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah menjelaskan, bahwa Uwais al-Qoroniy pada awalnya memiliki penyakit kulit sejenis kusta. Namun ia terus berdoa kepada Allah ta’ala agar Allah menghilangkan penyakit itu. Allah bersihkan pada kulitnya penyakit tersebut, hingga tersisa hanya seukuran dinar atau dirham saja. Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

"Dia dulunya memiliki penyakit kusta, kemudian dia berdoa kepada Alloh hingga Alloh melenyapkan penyakit itu dari dirinya, kecuali (tersisa) seukuran (uang logam) satu dinar atau dirham saja." (HR Muslim)

Uwais banyak berdoa agar Allah menghilangkan penyakitnya itu, bukanlah karena ketidakrelaan dia mendapatkan musibah tersebut. Tetapi bisa jadi karena dia ingin lebih mudah melayani ibunya, agar ibunya tidak merasa jijik dan tersakiti jika berada dekat dengannya. (Diringkas dari kitab Daliilul Faalihin li Thuruqi Riyaadhis Sholihin (4/61), karya Ibnu ‘Allaan rohimahulloh).

Diriwayatkan juga bahwa Uwais berdoa kepada Allah agar disisakan sebagian kecil dari bekas penyakit kustanya itu, adalah agar sebagai pengingat nikmat Allah terhadapnya. Beliau berkata : 

"Ya Alloh, sisakanlah di badanku dari penyakit itu, yang membuatku selalu ingat nikmat-nikmat-Mu kepadaku." (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam Dalaailun Nubuwwah dan Abu Ya’la dalam Musnadnya, melalui jalur Mubarok bin Fadhoolah, dari Abul Ashfar, dari Sho’sho’ah bin Muawiyah. Abul Ashfar dinilai masyhur oleh Yahya bin Ma’in rohimahulloh)

4. Ketika Umar bin Al-Khotthob rodhiyallohu anhu bertemu dengan Uwais, Umar bertanya kepadanya : 

"Apakah engkau pernah memiliki penyakit kusta ?"

Uwais membenarkan, dengan menyatakan:

"Ya benar, kemudian aku berdoa kepada Allah Azza Wa Jalla, sehingga Dia hilangkan penyakit itu dariku, kecuali seukuran dirham pada pusarku. Hal itu agar aku mengingat (nikmat) Rabb-ku." (HR Imam Ahmad dan Al-Hakim, dinyatakan shahih sesuai syarat Muslim oleh Imam Adz-Dzahabiy rohimahulloh)

Nabi juga memerintahkan para Sahabat beliau yang bertemu dengan Uwais, agar  memintakan ampunan kepadanya (yakni agar Uwais mendoakan untuk mereka ampunan dari Allh). Nabi bersabda :

"Barangsiapa di antara kalian yang bertemu dengannya, mintalah dia agar memohonkan ampunan (beristighfar) untuk kalian." (HR Muslim)

Jika Uwais bersumpah tentang sesuatu perkara, Allah akan memenuhi isi sumpahnya itu. Rasulullah shollallahu alaihi wasallam pernah  bersabda :

"Jika dia (Uwais) bersumpah atas nama Allah, Allah akan mewujudkan isi sumpahnya itu." (HR Muslim)

Demikianlah diantara riwayat hidup yg ringkas tentang tokoh ulama kita yang satu ini, berikut keutamaan yang ada pada beliau.

Semoga nasehat beliau tersebut di atas, sangat bermanfaat bagi kita semuanya. Dan semoga pula kita bisa mencontoh atau meniru keteladanan beliau tsb, barokallohu fiikum.

Oleh: Ustad Abu Abdirrohman Yoyok

Comments

Popular posts from this blog

AL-QUR’AN DAN PERNIAGAAN YANG TIDAK MERUGI

TIGA KEADAAN YANG MENUNTUT KESABARAN

DZIKIR, RINGAN DI LISAN, DICINTAI ALLAH AR-RAHMAN