AL-QUR’AN DAN PERNIAGAAN YANG TIDAK MERUGI

AL-QUR’AN DAN PERNIAGAAN YANG TIDAK MERUGI

Pembaca yang dirahmati Allah, membaca al-quran dan mengamalkan segala kandungan yang didalamnya diumpamakan seperti perniagaan atau perdagangan yang kita lakukan dengan Allah. Perniagaan tersebut telah Allah tegaskan dalam firman-Nya pada surat Fathir: 29 :

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, Mendirikan Shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.”

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata:

“Inilah perniagaan yang tidak akan merugi dan binasa, bahkan inilah perniagaan yang paling agung, paling tinggi dan paling utama, yakni perniagaan untuk mencari ridha Allah, meraih balasan pahala-Nya yang besar, serta keselamatan dari kemurkaan dan siksaan-Nya.  Ini mereka raih dengan mengikhlaskan niat mereka dalam mengerjakan amal-amal shalih, serta tidak mengharapkan tujuan-tujuan yang buruk dan rusak sedikitpun.”

Selain itu, Ibnu Katsir menjelaskan di dalam kitab tafsirnya bekaitan penggalan ayat yang berbunyi:

“mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.”

Maksudnya, kata beliau mereka mengharapkan pahala di sisi Allah yang pasti mereka dapati, bahwa dikatakan kepada pelakunya. 

“Sesungguhnya tiap-tiap orang itu berada di belakang perniagaannya, dan sesungguhnya kamu pada hari ini berada di belakang semua perniagaan.”

Adapun perniagaan atau perdagangan seorang muslim dengan Allah adalah dengan melakukan amal shalih yang diperintahkan Allah di dalam al-Quran. Dengan amal shalih itulah, orang-orang mukmin diganjar surga. walaupun segala kenikmatan dan keutamaan yang kita dapatkan adalah rahmat Allah, tapi Allah memberi perumpamaan seperti perniagaan karena Allah ingin kita bersemangat dalam beramal shalih. Karena itulah disebutkan oleh firman berikutnya di dalam Surat Fathir:30 :

"Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.

Yakni agar Allah menyempurnakan pahala amal perbuatan mereka dan melipatgandakannya dengan tambahan-tambahan yang belum pernah terdetik dalam kalbu mereka.”

Jika kita sanggup mengindahkan bimbingan Rosululloh  dengan membaca dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an, maka hakikatnya, kita sedang berada dalam perniagaan bersama Allah. Dan siapa saja yang sedang mengikat tali perniagaannya bersama Allah dengan perniagaan ini, maka ia pasti mendapatkan kebaikan yang berlipat ganda. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Rasulullah  yang terdapat di dalam Shahih Muslim. Rasulullah berkata:

“Siapakah di antara kalian yang suka berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau ‘Aqiq dan pulangnya membawa keuntungan dua unta yang besar punuknya tanpa melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?.” Para sahabat menjawab: “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.”
Beliau bersabda. “Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat Alquran?. Sesungguhnya hal itu lebih baik daripada memperoleh dua ekor unta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta dan jika lebih sesuai jumlah itu dari beberapa ekor unta.”

Jika kita mengamati hadits ini dengan seksama, maka kita akan menemukan bahwa Nabi shallallahu alahi wasallam telah bercakap-cakap bersama para sahabatnya dengan menggunakan bahasa-bahasa perniagaan. Maka jelas bagi kita bahwa membaca dan mempelajari Al-Qur’an adalah salah satu bentuk perniagaan yang tidak pernah merugi, maka kami pribadi mengajak diri dan saudara sekalian agar bisa bergabung dalam perniagaan ini, yaitu marilah kita semua bersegera membaca, mempelajari dan mengamalkan isi kandungan al-Quran dan menerapkannya dalam keseharian kita.

Wallahu a’lam.

Comments

Popular posts from this blog

AL-QUR’AN DAN PERNIAGAAN YANG TIDAK MERUGI

TIGA KEADAAN YANG MENUNTUT KESABARAN

DZIKIR, RINGAN DI LISAN, DICINTAI ALLAH AR-RAHMAN