CANDAAN YANG DIPERBOLEHKAN

CANDAAN YANG DIPERBOLEHKAN

Suatu ketika ada seorang nenek-nenek datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi seraya berkata :

"Wahai Rasulullah, doakanlah aku kepada Allah semoga Dia memasukkan aku ke dalam surga."

Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

"Wahai Ummu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh nenek-nenek."

Maka si nenek itu pun pergi seraya menangis. Melihat si nenek tersebut menangis, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengutus sahabatnya untuk menjelaskan kepada si nenek tersebut. Rasulullah bersabda :

"Beritahukanlah kepada nenek itu bahwa dia tidak dapat memasuki Surga dalam keadaan nenek-nenek. Karena sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman : 'Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan ciptaan yang baru, maka Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.'" (HR. At Tirmidzi).

Demikianlah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga bercanda:

"Sesungguhnya aku juga bercanda, akan tetapi aku tidak berkata kecuali yang benar." (HR. Thabrani)

Demikian pula dengan para sahabat Radhiyallahu Ta'ala Anhum Ajma'in juga bercanda dan para ulama juga bercanda. Akan tetapi candaan mereka di atas kebenaran, bahkan candaan mereka sarat dengan faidah ilmu dan hikmah. Berbeda dengan kita. Bercanda tapi bohong, bahkan tak jarang wabah, penyakit, penderitaan, aib orang lain, bahkan kehormatan seorang pemimpin pun tak luput dan jadi konten candaan, status candaan, meme candaan dan semacamnya

Simak ancaman Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bagi orang yang bercanda tapi bohong :

"Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Bahkan banyak di antara kita yang menjadikan agama dan syariat kita yang mulia ini sebagai bahan candaan. Padahal menjadikan agama sebagai konten candaan adalah merupakan salah satu pembatal keislaman seorang muslim:

"Dan jika engkau tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: 

"Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah:

 "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (At Taubah : 65-66)

Berkata Asy syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab At Tamimy Rahimahullahu Ta'ala:

"Barangsiapa yang mengolok-olok apa pun dari agama Allah, atau pahala-Nya, atau siksa-Nya maka ia telah kafir." (Lihat Kitab Nawaqidul Islam)

Hati dengan candaan kita, karena boleh jadi candaan yang kita anggap remeh justru membuat kita kelak dicampakkan ke dalam neraka Jahannam:

"Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu tidaklah mengapa, padahal dia akan dilemparkan di neraka sejauh 70 tahun perjalanan karenanya." (HR. Tirmidzi)





Oleh: Amrullah Tekko (Rumah Ilmu RBG)

Comments

Popular posts from this blog

AL-QUR’AN DAN PERNIAGAAN YANG TIDAK MERUGI

TIGA KEADAAN YANG MENUNTUT KESABARAN

DZIKIR, RINGAN DI LISAN, DICINTAI ALLAH AR-RAHMAN